Analisis SWOT
ANALISIS SWOT
Disusun Oleh :
Erniawati, S.Kep
4012190040
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
ANALISIS SWOT
A. Pengertian SWOT
SWOT adalah teknik yang sudah sederhana, mudah dipahami, dan
juga bisa digunakan dalam merumuskan strategi-strategi dan kebijakan-kebijakan
untuk pengelolaan administrasi (administrator). Sehingga, SWOT di sini tidak
mempunyai akhir, artinya akan selalu berubah sesuai dengan tuntutan jaman
Analisis SWOT secara sederhana mudah dipahami
sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi,
serta kesempatan dan ancaman lingkungan eksternalnya. Jika hal ini digunakan
dengan benar, maka dimungkinkan bagi suatu perusahaan untuk mendapatkan sebuah
gambaran menyeluruh mengenai situasi perusahaan itu dalam hubungannya dengan
masyarakat, lembaga-lembaga yang lain.
Sedangkan pemahaman mengenai faktor-faktor
eksternal, (terdiri atas ancaman dan kesempatan), yang digabungkan dengan suatu
pengujian mengenai kekuatan dan kelemahan akan membantu dalam mengembangkan
sebuah visi tentang masa depan.
Prakiraan seperti ini diterapkan dengan mulai
membuat program yang kompeten atau mengganti program-program yang tidak relevan
dengan program yang lebih inovatif dan relevan
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai
faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan
peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Menurut Johnson (1989) dan Bartol (1991), SWOT
adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam
proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai
terapan.
Analisa SWOT adalah analisa yang sangat
dikenal dalam proses pembuatan strategi bisnis. Penulis mencoba membahas
dengan melihat dan memantau pada media yang pernah dikunjungi yaitu Riau
Pos, Koran Riau, Media Online Riau Terkini dan Tabloid Azam, dalam hal ini
mencakup strategi media dan manajemen surat kabar.
1. Strenghts (S)
Mencerminkan kekuatan yang dimiliki oleh
media. Dalam kasus Riau Pos tetap eksis dengan banyaknya persaingan media yang
juga berkualitas, namun tetap dapat mengalahkan media-media yang baru dan lebih
murah. Inilah yang dimiliki Riau Pos yang memiliki segmen pasar sendiri, dan
telah teruji puluhan tahun lamanya. Kekuatan lainnya adalah adanya dukungan
dari masyarakat dan pemerintah yang loyal.
Begitu juga dengan media yang lain, kekuatan
yang paling mencolok adalah kekuatan nilai berita yang berbeda dan mempunyai
segmen pasar tersendiri pula. Selain itu, media tersebut juga telah memiliki
jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air
sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
2. Weaknesses (W)
Mencerminkan kelemahan yang dimiliki oleh
suatu perusahaan. Dalam kasus media Riau Pos kelemahan yang dimiliki adalah
nilai dari beritanya. Begitu pula dengan media yang lainnya, juga memiliki
kelemahan baik itu kelemahaan dari strategi pemasaran maupun dari
system. Hal ini boleh jadi merupakan titik lemah ketika selera masyarakat baik
itu masyarakat menengah kebawah maupun menengah keatas.
3. Opportunities (O)
Mencerminkan peluang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Dalam kasus media, peluang yang mereka miliki adalah jumlah
penduduk Indonesia khusunya Propinssi Riau yang sangat besar dan ini merupakan
pasar yang potensial untuk pemasaran media.
Dalam kasus Koran Riau, karena ini adalah
media baru maka peluang yang dimiliki adalah kebutuhan masyarakat
yang membutuhkan informasi yang kritis dan informasi yang sesuai dengan
faktanya. Dan permintaan masyarakat yang tinggi akan produk yang murah namun
berkualiatas.
4. Threats (T)
Mencerminkan ancaman potensial yang dihadapi
oleh suatu perusahaan. Dalam kasus media, pada dasarnya semua perusahaan baik
itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil memiliki ancaman. ancaman yang
paling potensial bagi media pada umumnya adalah apabila system pemerintah yang
berubah-ubah, bagaimana jika fungsi media dikembalikan kembali pada masa pada
zaman pemerintah yang otoriter. Pembatasan iklan pada media tentu akan sangat berdampak
negatif pada perusahaan dan pemasaran media. Selain itu, ancaman lainnya adalah
kesadaran masyarakat yang makin tinggi akan munculnya beragam kampanye dan
propaganda yang ada pada media tersebut.
B. Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT pada tiap media
massa dapat dilakukan, seperti yang diterangkan dibawah ini:
1. Strengths ( Kekuatan / Kelebihan)
a. Tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.
b. Tersedianya undang-undang pers.
c. Tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
media massa.
d. Adanya promosi yang dapat dilakukan.
2. Weaknesses (Kelemahan/Kekurangan)
a. Pelayanan terhadap masyarakat
b. Mutu/ kualitas sebagian Sumber Daya Manusia
(SDM).
c. Belum optimalnya fungsi pers.
d. Kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap
pers.
3. Opportunities (Peluang /Kesempatan)
a. Adanya partisipasi dan dukungan masyarakat.
b. Adanya dukungan pemerintah.
c. Adanya dunia usaha/industri yang bersedia
bekerjasama.
d. Kebutuhan masyarakat terhadap informasi.
4. Threats ( Ancaman)
a. Perilaku dan budaya masyarakat yang kurang
mendukung kerja media.
b. Masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan
kemampuan masyarakat secara finanasial.
c. Belum mempunyai dukungan dari
pemerintahan yang otoriter
d. Image sebagian Masyarakat bahwa media tidak
menjanjikan masa depan yang lebih baik.
Analisis SWOT merupakan salah satu analisis
pilihan (strategic chice) yang sudah sangat populer. Dalam bahasan ini,
analisis SWOT akan digunakan sebagai instrument analisis yang dapat
memkaiinstrumen lain yang lebih sesuai atau memadai dengan lokus-lokus yang
telah di tentukan dalam simulasi.
Uji kekuatan dan kelemahan pada dasarnya
merupakan audit internal tentang seberapa efektif performa institusi. Sementara
peluang dan ancaman berkonsentrasi pada konteks eksternal atau lingkungan
tempat sebuah institusi beroperasi.
Analisa SWOT bertujuan untuk menemukan aspek-aspek
penting dari hal-hal tersebut di atas: kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman. Tujuan pengujian ini adalah untuk memaksimalkan kekuatan, meminimalkan
kelemahan, mereduksi ancaman dan membangun peluang.
Aktivitas SWOT dapat diperkuat dengan menjamin
analisa tersebut berfokus pada kebutuhan pelanggan dan konteks kompetitif
tempat beroperasi. Ini adalah dua variable kunci dalam membangun atau
mengembangkan strategi jangka panjang institusi. Strategi ini harus
dikembangkan dengan berbagai metode yang dapat memungkinkan institusi mampu
mempertahankan diri dalam menghadapi kompetisi serta mampu memaksimalkan daya
tariknya bagi para pelanggan.
Jika pengujian tersebut dipadukan dengan
pengaduan visi dan nilai, maka akan ditemukan sebuah identitas yang berbeda
dari para pesaingnya. Begitu sebuah identitas disitingtif mampu dikembangkan
dalam sebuah perusahaan, maka karakteristik mutu dalam perusahaan tersebut akan
menjadi lebih mudah diidentifikasi. Kemudian perlu adanya suatu strategi yang
dapat meningkatkan kualitas, penjualan, ataupun tingkat kepercayaan masyarakat.
Strategi pada hakekatnya adalah perencanakan
(planning) dan manejemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun, untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya.
Tidak ada strategi yang terbaik bagi suatu
perusahaan sebab setiap perusahaan harus menyusun strategi menurut kompetensi
inti yang dipunyai untuk mencapai tujuan. Bahkan dalam suatu perusahaan,
strategi yang berbeda dibutuhkan untuk perusahaan yang dimiliki agar unggul
dalam persaingan. Menurut Kotler dan Amstrong (1996) ada tiga strategi bersaing
untuk menang adalah :
1. Kepemimpinan biaya rendah
Disini perusahaan bekerja keras untuk mencapai
biaya produksi terendah untuk sehingga dapat menetapkan harga lebih rendah
ketimbang pesaingnya dan berhasil merebut pangsa pasar yang lebih besar dari
pesaingnya.
2. Diferensiasi
Disini perusahaan memusatkan perhatian pada
penciptakan line product dan program pemasaran berbeda sehingga akhirnya muncul
sebagian pemimpin pasar.
3. Fokus
Disini perusahaan memusatkan perhatiannya pada
usaha melayani beberapa segmen pasar yang baik dan bukan mengejar seluruh
pasar.
Perusahaan yang melakukan dengan baik salah
satu strategi di atas kemungkinan akan memperoleh kinerja yang baik. Dan
strategi yang lain yang dapat dilakukan juga dapat dengan strategi-strategi
SWOT :
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan lembaga, yaitu
dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan
yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
3. Strategi WO
Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang
bersifat defisit dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman. Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisa SWOT. Yang paling
utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga
akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
C. Perencanaan Butgeting Dalam Manajemen
Keperawatan
Budget (Anggaran) adalah suatu rencana yang
disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu
(periode) tertentu yang akan datang.
Dari pengertian di atas nampaknya bahwa suatu
Budget mempunyai empat unsur, yaitu:
1. Rencana
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan
3. Dinyatakan dalam unit moneter
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang
5. Manfaat Budget
Manfaat Budget terdiri dari tiga pokok, yaitu
:
1. Sebagai pedoman kerja
Yang mana berfungsi sebagai pedoman kerja dan
memberikan arahan serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai
oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang.
2. Sebagai alat pengawasan kerja
Budget berfungsi pula sebagai tolok ukur,
sebagai alat pembanding untuk mengevaluasi realisasi kegiatan perusahaan nanti.
Dengan membandingkan apa yang tertuang di dalam Budget dengan apa yang dicapai
oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah
sukses bekerja atau kah kurang sukses bekerja.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Budget berfungsi sebagai alat untuk
mengkoordinasikan kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat didalam perusahaan
dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik untuk menuju ke sasaran
yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan
lebih terjamin.
Proses Penyusunan Budget
Sebagaiman telah dijelaskan di atas, suatu
Budget dapat berfungsi dengan baik bilamana tafsiran-tafsiran (forecast) yang
termuat didalamnya cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penafsiran secara lebih akurat,
diperlakukan sebagai data, informasi dan pengalaman, yang merupakan
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun Budget
Prosedur Penyususnan Budget
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung
jawab atau menyusun Budget serta pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada
ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan
tertinggi perusahaanlah yang paling berwewenang dan paling bertanggung jawab
atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun
Budget serta kegiatan-kegiatan Budgeting lainnya tidak harus ditangani sendiri
oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian
lain dalam perusahaan. Adapaun siapa-siapa atau bagian apa yang diserahi tugas
memprsiapkan dan menyusun Budget tersebut sangat tergantung pada struktur
organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas
mempersiapkan dan menyususn Budget ini dapat didelegasikan kepada :
Bagian administrasi, bagian perusahan yang
kecil. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan
perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dengan ruang lingkup yang
terbatas, sehingga tugas penyusunan Budget dapat diserahkan kepada salah satu
bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak
melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.
Panitia Budget, bagian perusahan yang besar.
Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan
cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga
Bagian Administrasi tidak mungkin dan tidak mampu lagi untuk menyusun Budget
sendiri tanpa partisipasi aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab
itu tugas menyusun Budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian
yang ada di dalam perusahaan, yang duduk dalam Panitia Budget. Tim penyusunan
Budget ini biasanya diketuai oleh pimpinan perusahaan (misalnya Wakil Direktur)
dengan anggota-anggota yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian
Pembelanjaan, serta Bgaian Personalia.
Di dalam Panitia Budget inilah dilakukan
pembahasan-pembahasan tentang rencana-rencana kegiatan yang akan datang,
sehingga Budget yang tersusun nanti merupakan kesepakatan bersama, sesuai
dengan kondisi, fasilitas serta kemampuan masing-masing bagian secara terpadu.
Kesepakatan bersama ini penting agar pelaksanaan Budget nanti benar-benar
didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan, sehingga memudahkan
terciptanya kerja sama yang saling menunjang dan terkoordinasikan dengan baik.
Baik Budget yang disusun oleh Bagian
Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun oleh Panitia Budget
(perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau Draft Budget
(tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada pimpinan
tertinggi untuk disahkan serta ditetapkan sebagai Budget yang defenitif.
Sebelum disahkan oleh pimpinan tertinggi
perusahaan, masih dimungkinkan untuk diadakan perubahan-perubahan terhadap
rancangan tersebut, dan dimungkinkan pula untuk diadakannya
pembahsan-pembahasan antara pimpinan tertinggi perusahaan dengan pihak yang
diserahi tugas menyusun Rancangan Budget tersebut. Setelah disahkan oleh
pimpinan tertinggi perusahaan, maka Rancangan Budget tersebut telah menjadi
Budget yang defenitif
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang
MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi. Sedangkan untuk jenis perencanaan
yang diterapkan adalah:
1. Rencana harian adalah kegiatan yang
dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing. Rencana harian
dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan pre conferenceContoh
terlampir.
2. Rencana bulanan
a. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan
evaluasi hasil nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala
ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatam kualitas
hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu adalah:
§ Membuat jadwal dan memimpin case conference
§ Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
§ Membuat jadwal dinas
§ Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
§ Memimpin rapat bulanan perawat
§ Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
§ Melakukan audit dokumentasi
§ Membuat laporan bulanan.
b. Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan
evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya.
Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
§ Mempresentasikan kasus dalam case conference
§ Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
§ Melakukan supervise perawat pelaksana.
3. Rencana tahunan
Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi
hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak
lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan
mencakup:
a. Menyusun laporan tahunan yang berisitentang
kinerja MPKP baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran
anggota masing-masing tim.
c. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi
peningkatan jenjang karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi
karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual, untuk
mengikuti pelatihan-pelatihan.
Jenis-jenis perencanaan budget
1. Line-item (function-object) budget
Perencanaan budget line item ini sering
disebut perencanaan budget secara tradisional, mungkin karena modelnya paling
sederhana dan muncul pertama kali.
Prosesnya sederhana sekali yaitu para
perencana mengidentifikasi terlebih dahulu macam program yang akan dibiayai,
misalnya ada program-progaram rutin, ada program-program pembangunan, dan
mungkin juga masih ada program-program istimewa dan sebagainya.
Sesudah jelas program-program itu, kini
masing-masing program ditentukan biayanya. Mengalokasi biaya kepada setiap
program diusahakan secara adil dan merata sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
program. Perencanaan budget sampai disini sebetulnya sudah selesai. Akan tetapi
supaya dokumen ini lebih lengkap kegiatan perencanaan ini diteruskan dengan
menuliskan budget program-program yang sejenis tahun yang lalu
untuk mengetahui peningkatan atau penuruna budget itu. Juga dituliskan dari
mana sumber dana yang dipakai, berapa besarnya, dan berapa yang dipakai.
Perencanaan line-item budget ini
tidak memberikan akuntabilitas,
yaitu proses menjelaskan pemanfaatan dana dalam rangka kontribusinya kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Dia hanya menjelaskan berapa besar dana yang dipakai membiayai program-program tertentu. Apakah dana ini dengan alokasinya sudah benar-benar mendukung pelaksanaan setiap program untuk merealisasi tujuannya secara efektif dan efisien tidak dapat dijelaskan oleh perencanaan jenis ini. Oleh sebab itu perencanaan budget yang traditional dapat menerima serangan. Namun demikian, perencanaan jenis ini masih banyak dipakai dalam pendidikan, mungkin karena sederhana dan mudah membuatnya.
yaitu proses menjelaskan pemanfaatan dana dalam rangka kontribusinya kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Dia hanya menjelaskan berapa besar dana yang dipakai membiayai program-program tertentu. Apakah dana ini dengan alokasinya sudah benar-benar mendukung pelaksanaan setiap program untuk merealisasi tujuannya secara efektif dan efisien tidak dapat dijelaskan oleh perencanaan jenis ini. Oleh sebab itu perencanaan budget yang traditional dapat menerima serangan. Namun demikian, perencanaan jenis ini masih banyak dipakai dalam pendidikan, mungkin karena sederhana dan mudah membuatnya.
2. PPBS (planning programming budgeting system)
Perencanaan budget ini lahir
di Amerika Serikat pada tahun 1961, ketika McNamara berusaha memperbaiki
perencanaan pembiayaan departemen pertahanan Negara itu. Dengan
perencanaan budget ini ia menekankan output, program,
penyelesaian program, dan merencanakan sumber-sumber biaya.
Model perencanaan ini menyebar pada tahun
1967. di Indonesia ia dikenal dengan nama SP4 singkatan
dari system perencanaan penyusunan program dan penganggaran.
Dalam pengembangan berikutnya ada yang
menambah unsur evaluasi pada perencanaan itu sehingga PPBS menjadi PPBES.
Dengan menambah unsur evaluasi (evaluation) dimaksudkan agar nama itu lebih
tepat dengan tugasnya. Sebab perencanaan ini juga menilai alokasi biaya yang
dibuatnya agar benar-benar dapat mendukung tujuan yang ingin dicapai oleh
setiap program atau agar program itu efektif, begitu juga perencanaan ini
menilai apakah dana sudah dimanfaatkan secara efisien.
Cunningham menambahkan bahwa budget ini
menunjukan biaya tiap-tiap programnya sehingga memberikan tanggung jawab kepada
petugas-petugasnya, menghubungkan dengan sumber-sumber pedidikan yang
diperlukan, mebuat alternatif-alternatif penyelesaian dengan biaya yang
efektif, dan meminimalkan biaya serta memaksimalkan output.
Jenis perencanaan budget ini juga meberi
kesempatan bagi perencana untuk mengurangi atau memotong biaya program tertentu
bila ternyata dalam pelaksanaan program atau implementasi karena suatu hal ada
pemotongan-pemotongan pembiayaan. Program yang dananya dikurangi atau dipotong
adalah yang prioritasnya lebih rendah.
Factor-faktor yang ditekankan oleh para perencana yang
menggunakan jenis perencanaan PPBS ini ialah
a. Berorientasi kepada output atau efektifitas.
Usaha pertama penysunan budget teraarah kepada pencapaian tujuan program. Dana
dialokasi sedemikian rupa dengan memperhitungkan hubungannya dengan
sumber-sumber yang lain yang secara bersama menyelesaikan tugas secara efektif.
sumber-sumber yang lain yang secara bersama menyelesaikan tugas secara efektif.
b. Dana dialokasikan kepada setiap program yang
akan di kerjakan yang telah disusun secara analitis dan sistematis. Program
utama atau proyek atau seluruh kegiatan dianalisis dahulu secara system untuk mendapatkan
program-program yang spesifik. Sesudah itu barulah dana dialokasikan kepada
program-program ini dengn mempertimbangkan kebutuhan, prioritas, dan kaitan
antara program-program itu sendiri.
c. Pembiayaan bersifat integrasi. Unsur
pembiayaan masuk kedalam analisis system menjadi satu dengan analisis program
dan analisis alat dan metode. Dalam proses ketiganya berjalan bersama saling
memberi informasi, saling mengingatkan dalam rangka menuju pembentukan
dokumentasi konsep perencanaan pendidikan.
d. Alokasi dana diatur/disusun atas dasar ralita.
Alokasi dana tidak boleh dilakukan atas dasar angan-angan belaka atau atas
dasar pemerataan. Melainkan harus dilakukan atas dasar kebutuhan nyata dan prioritas.
Ini berarti harus ada survei/ studi empiris yang mendasari alokasi tersebut.
e. Pengalokasian dana dibuat sedemikian rupa
sehingga dana dapat dimanfaatkan secara efisien.
Perencanaan budget jenis PPBS
didesain sejalan dengan perencanaan programnya. Kalau perencanaan pendidikan
untuk jangka panjang maka perencanaanbudget juga untuk jangka
panjang. Kalau perencanaan pendidikan untuk jangka menengah atau pendek, maka
perencanaan budget juga untuk jangka menengah atau pendeh. Tetapi perencanaan
pendidikan pada umumnya didesain untuk jangka panjang yang dibagi-bagi menjadi
jangka menengah dan jangka pendek sebagai operasionalnya.
Metode perencanaan budget ada bersifat
langsung dan ada pula yang tidak langsung. Bersifat langsung adalah kalau
budget itu dibuat sendiri oleh para perencana pendidikan. Dan tidak langsung
kalau budget itu dibuat oleh orang/panitia lain. Perencanaan yang dibuat oleh
pemerintah pusat pada umumnya sudah dilengkapi dengan perencanaan budgetnya,
jadi bersifat langsung. Sebaliknya perencanaan-perencanaan pendidikan yang
dibuat oleh daerah atau lembaga setempat, seringkali perencanaan budgetnya
dibuat pemerintah pusat, sehingga perencanaan budget itu bersifat tidak
langsung.
Metode perencanaan budget yang langsung
mengharuskan para ahli perencanaan PPBS dari pemerintah pusat membina para
perencana local atau lembaga agar dapat merencanakan budget sendiri
bagi perencanaan-perencanaan pendidikan yang dibuatnya. Hal ini mungkin dapat
melelahkan orang-orang pusat, tetapi dapat menularkan kemampuannya kepada
orang-orang lokal sehingga mereka mampu merencanakan PPBS sendiri didaerahnya
masing-masing. Sehingga suatu saat para ahli perencanaan budget pada pemerintah
pusat hanya bertindak sebagai konsultan/pengawas saja bagi perencanaan budget
didaerah-daerah/lembaga-lembag pendidikan.
Metode perencanaan PPBS yang tidak langsung
yang dilakukan panitia pusat untuk kepentingan perencanaan-perencanaan daerah,
adakalanya kurang tepat mengenai sasarannya.Sebab pekerjaan mereka didasarkan
kepada informasi yang diperoleh di daerah tempat perencanaan dibuat, yang
adakalanya juga kurang tepat. Metodeini menghalangi kemauan orang-orang daerah
untuk memahami perencanan secara tuntas, yaitu mulai dari perencanaan program
sampai dengan perencanaan budget.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani.
2011. Manajemen. BPFE – Yogyakarta
Stoner, James A.F.
2010. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga – Jakarta
Griffin. 2011. Pengantar
Manajemen. Penerbit Erlangga - Jakarta
Komentar
Posting Komentar