Peran Dan Fungsi Manajemen
PERAN DAN FUNGSI
MANAJEMEN
Disusun Oleh :
Erniawati, S.Kep
4012190040
PROGRAM PROFESI NERS
STIKES BINA PUTERA BANJAR
TAHUN 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk
koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan.
Kelly dan Heidental (2010) dalam Marquis dan
Huston (2009), menyatakan bahwa anajemen keperawatan dapat didefenisikan
sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap
yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan
pengendalian
Swanburg (2010) menyatakan bahwa manajemen
keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan
usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses
dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen keperawatan
memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan
keperawatan.
Manajemen pelayanan keperawatan adalah
pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga
tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan),
manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah
(kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi
oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen
keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan
kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan,
mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber
daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien
(Gillies, 2012).
B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan
Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut
Fayol terdiri dari:
1. Division of working (pembagian pekerjaan)
2. Authority and responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)
3. Dicipline (disiplin)
4. Unity of command (kesaatuan komando)
5. Unity of direction (Kesatuan arah)
6. Subordination of individual to generate
interent (kepentingan individu
tunduk pada kepentingan umum)
7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
8. Decentralization (desentralisasi)
9. Scala of hierarchy (jenjang hirarki)
10. Order (keterlibatan)
11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)
12. Equity (keadilan)
13. Inisiative (inisiatif)
14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).
Seperti juga prinsip-prinsip
manajemen secara umum, prinsip-prinsip yang mendasari
manajemen keperawatan adalah:
1. Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan
perencanaan, karena melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan
dapat menurunkan risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
yang tidak efektif dantidak efisien
2. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui
penggunaan waktu yang efektif. Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai
waktu akan menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan
kegiatan sesuaidengan waktu dan perencanaan yang telah ditentukan sebelumnya
3. Manajemen keperawatan akan melibatkan
pengambilan keputusan. Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat
diberbagai tingkatmanajerial.
4. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
merupakan fokus perhatianmanajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan
apa yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan
point utama dari tujuankeperawatan
5. Manajemen keperawatan harus terorganisir.
Pengorganisasian dilakukan sesuaidengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk
mencapai tujuan
6. Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan yang meliputiproses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan
pengendalian pelaksanaan rencana
7. Divisi keperawatan yang baik memotivasi
karyawan untuk memperlihatkan penampilan kinerja yang baik
8. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi
yang efektif. Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan
memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai
9. Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan
sebagai upaya persiapan perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih
tinggi ataupun upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan
karyawan.
10. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang
meliputi penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian
instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,
membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan yang
ditemukan.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para
administrator dan manajer keperawatan seyogianya bekerja bersama-sama dalam
perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah
industri besar yang melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan
kesehatan kemudian menjadi hak yangpaling mendasar bagi semua orang dan
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan
menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan
sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di dalamnya.
Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis.
Manejer keperawatan yang efektif seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:
1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan
2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa
3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan
yang dilaksakan oleh perawat
4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil
keperawatan
5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.
Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa
diinisiasi oleh para manajer keperawatanmelalui partisipasi dalam proses
manajemen keperawatan dengan melibatkan perawat pelaksana.
Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup
manajemen keperawatan terdiri dari:
1. Manajemen operasional
Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola
oleh bidang perawatan yang terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:
a. Manajemen puncak
b. Manajemen menengah
c. Manajemen bawah
Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam
manajemen berhasil dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki
oleh orang-orang tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara lain:
a. Kemampuan menerapkan pengetahuan
b. Ketrampilan kepemimpinan
c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin
d. Kemampuan melaksakan fungsi manajemen
2. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu
proses keperawatan yangmenggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti
perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi. Proses
keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang menekankan pada pengambilan
keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan pasien.
Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002),
manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam
keperawatan, yaitu :
a. Pengkajian
Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses
keperawatan yang mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa
lalu pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan dimasa
datang.
b. Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap pengambilan
keputusan professional dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan.
Keputusan yang diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon
biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun potensial.
c. Perencanaan
Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat
mampu memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode khusus dan
memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong pasien mempertahankan
kesejahteraan yang optimal.
d. Implementasi
Implementasi merupakan langkah berikutnya
dalam proses keperawatan semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan pengobatan
medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan. Implementasi rencana asuhan
keperawatan berarti perawat mengarahkan, menolong, mengobservasi, dan mendidik
semua personil keperawatan yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan
standar dari Tujuan yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan
praktik yang actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan
asuhan yang diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan
sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan
keluarga.
Kelima langkah dalam proses keperawatan ini
dilakukan terus menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan
oleh para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan (terutama
menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang melibatkan
berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi dan menggerakkan bawahan.
Hal ini dilakukan agar mampu memberikan asuhan keperawatan yang memadai, dengan
kode etik dan standar praktik keperawatan.
D. Proses Manajemen Keperawatan
Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi
manajemen yang meliputi Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control.
Konsep Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston,
2000) dalam bentuk tujuh aktivitas manajemen yang meliputi Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting.
Marquis dan Huston merangkum konsep yang
dikemukakan oleh Fayol dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen
keperawatan terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan
controlling yang membentuk suatu siklus proses manajemen.
Proses manajemen keperawatan dapat juga
dilihat dari pendekatan sistem, yaitu sebagai sistem terbuka dimana masing
-masing komponen saling berhubungan danberinteraksi serta dipengaruhi oleh
lingkungan. Karena merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen
utama yaitu input, process, output,control dan mekanisme umpan balik (feed
back).
Input dari proses manajemen keperawatan antara
lain informasi, personil, peralatandan fasilitas.
Process dalam manajemen keperawatan adalah
kelompok manajer daritingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat
pelaksana yang mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan
keperawatan, pengembangan staf dan riset.
Control yang digunakan dalam proses manajemen
keperawatan termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja
perawat, prosedur standar danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed back )
berupa laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu dan penampilan
kerja perawat.
1. Planning
Pada proses perencanaan, menentukan misi,
visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan
keperawatan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka
panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.
2. Organizing
Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah
menetapkan struktur organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai
dengan keadaan klien danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk
mencapai tujuan dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah
ditetapkan dan memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang sesuai.
3. Staffing
Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian
diantaranya adalah rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan
dan mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.
4. Directing
Meliputi pemberian motivasi, supervisi,
mengatasi adanya konflik, pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk
kolaborasi..
5. Controlling
Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf,
pertanggungjawaban keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan
etik serta pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
E. Peran Manajemen Keperawatan
Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri
dari:
1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)
Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran
pemimpin yang muncul secara langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin
dan mencakup hubungan interpersonal dasar, yaitu:
a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead
Role)
Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit
organisasi, pemimpin harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti
menyambut tamu penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan
siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran interpersonal
sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun keputusan penting.
Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk memperlancar fungsi organisasi
dan tidak dapat diabaikan oleh seorang pemimpin.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)
Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil
kerja orang-orang dalam unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait
dengan itu berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung.
Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain menyangkut
rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan secara tidak
langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi motivasi dan mendorong anak
buahnya. Pengaruh seorang pemimpin jelas terlihat pada perannya dalam memimpin.
Otoritas formal memberi seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi
kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa
direalisasikan.
c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)
Literatur manajemen selalu mengakui peran
sebagai pemimpin, terutama aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya
baru-baru ini saja pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di mana pemimpin
menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu
mengherankan, mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan manajerial
menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan waktunya bersama teman sejawat dan
orang lain dari luar unitnya sama banyak dengan waktu yang dihabiskan dengan
anak buahnya; sementara dengan atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan
memelihara kontak tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya,
peran sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi pengembangan
sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat informal, privat, verbal,
tetapi efektif.
2. Peran Informasional (Informational
Role)
Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik
dengan anak buah maupun dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin
muncul sebagai pusat syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak
tahu segala hal, tetapi setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya.
Pemrosesan informasi merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang
pemimpin.
Tiga peran pemimpin berikut ini
mendiskripsikan aspek informasional tersebut:
a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)
Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin
secara terus menerus memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia
juga seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan
kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil jaringan
kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat, bahwa sebagian besar
informasi yang diperoleh pemimpin dalam perannya sebagai monitor datang dalam
bentuk verbal, kadang berupa gosip, sassus, dan spekulasi yang masih
membutuhkan konfirmasi dan verifikasi lebih lanjut.
b. Peran sebagai disseminator (Disseminator
role)
Sebagian besar informasi yang diperoleh
pemimpin harus dimanfaatkan bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak
buah yang membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling
kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus meneruskan informasi
dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.
c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)
Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai
hak untuk menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit
organisasinya.
3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)
Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah
tujuan akhir, tetapi merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai
otoritas formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen
organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya dia
yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai untuk
memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran pemimpin sebagai
pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin, yaitu:
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)
Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus
berupaya untuk selalu memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan
perubahan lingkungan di mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai wirausaha,
seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan berupaya menerapkan ide
tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan organisasi yang dipimpinnya.
b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance
handler Role)
Peran sebagai pengendali gangguan memotret
keharusan pemimpin untuk merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya.
Di sini perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus
bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa
diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar waktunya untuk
merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada organisasi yang berfungsi
begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu telah memperhitungkan sejak awal
semua situasi lingkungan yang penuh ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja
karena pemimpin bodoh mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai
posisi kritis, tetapi juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin
mengantisipasi semua konsekuensi dari setiap tindakannya.
c. Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource
allocator Role)
Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab
memutuskan siapa akan menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin,
sumberdaya terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu
diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti dia
bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil keputusan.
Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi, pola hubungan
formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang dipimpinnya.
d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)
Banyak studi mengenai kerja manajerial
mengindikasikan bahwa pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam
negosiasi. Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way
of life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan
kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari.
Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya dia yang
memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen sumberdaya organisasi, dan
hanya dia yang memiliki pusat syaraf informasi yang dibutuhkan dalam melakukan
negosiasi penting.
F. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan
Manajemen oleh para penulis dibagi atas
beberapa fungsi, pembangian fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih
teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan
lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen
bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian
kegiatan yang dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing
dan mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi
manajemen, sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997),
terdiri dari empat fungsi, yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang
menyangkut upaya yang dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa
yang akan datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan
target dan tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang,
misalnya, bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana
merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan
lain sebagainya.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses
yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam
perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak
dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian
tujuan organisasi.
3. Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu
proses implementasi program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
4. Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling,
yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang
telah direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan
sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam
lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai
fungsi manajemen akan tetapi esensinya tetap sama, bahwa:
1. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang
terdiri dari tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan
organisasi.
2. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama
lain dalam pencapaian tujuan organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara
tujuan organisasi (yang harus dicapai secara efektif dan efisien) dan
sumber-sumber daya organsaisi dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja
diterangkan.
Fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar
keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen
1. Fungsi Perencanaan (Planning)
a. Menetapkan tujuan dan target bisnis
b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan
target bisnis tersebut
c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan
d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan
dalam pencapaian tujuan dan target bisnis
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)
a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan
amenetapkan tugas, dan menetapkan rposedur yang diperlukan
b. Menetapkan struktur ornganisasi yang
menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung jawab
c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan,
dan pengembangan sumber daya mansuia/tenaga kerja
d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada
posisi yang paling tepat
3. Fungsi pengimplementasian (Directing)
a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan,
pembimbingan, dan pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja
secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan
b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai
pekerjaan menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan
4. Fungsi Pengawasan (Controlling)
a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian
tujuan dan target bisnis sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan
b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas
penyimpangan yang mungkin ditemukan
c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas
bnerbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Kontoro,
Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan.Yogyakarta:
Nuha Medika.
Gillies,
D. A. 2009. Nursing management : A system approach ,Third
edition .Philadelphia: WB. Saunders Company.
Marguis & Huston. 2010. Leadership role and management in
nursing: theory andapplication.Philadelphia: Lippincott.
S.
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2011. Manajemen Keperawatan dengan
Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Swamburg. 2011. Management
and leadership for nurse manager. Boston: Jones and Barlett Publishers
Drs. H.
Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara, 2010,
Rahmat,
Definisi Manajemen, disalin dari website:
http://blog.re.or.id/definisi-manajemen.htm
Hasibuan,
Malayu, Manajemen= Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi Aksara: Jakarta),
2010
Trisnawati Sule, Ernie, Pengantar Manajemen, (KEncana: Jakarta),
hal. 8
Komentar
Posting Komentar